Gardu induk merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang mempunyai kemungkinan sangat besar mengalami bahaya yang
disebabkan oleh timbulnya gangguan sehingga arus gangguan itu mengalir ke tanah
sebagai akibat isolasi peralatan yang tidak berfungsi dengan baik. Arus
gangguan tersebut akan mengalir pada bagian bagian peralatan yang terbuat dari
metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk.
Arus gangguan ini menimbulkan gradien tegangan diantara :
- ·
peralatan dengan peralatan
- ·
peralatan dengan tanah
- ·
permukaan tanah itu sendiri
Besarnya gradien tegangan pada permukaan tanah tergantung
pada:
- ·
Tahanan jenis tanah
- ·
struktur tanah tersebut
Salah satu usaha untuk memperkecil tegangan permukaan
tanah maka diperlukan suatu pentanahan yaitu dengan cara menambahkan elektroda
pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi peralatan listrik
(gardu induk) biasanya tersebar dan berada pada daerah yang kemungkinannya
mempunyai struktur tanah berlapis-lapis maka diperlukan perencanaan pentanahan
yang sesuai, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil
sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik dalam kondisi
normal maupun saat terjadi gangguan ke tanah. Dalam paper ini analisa dilakukan
dengan menggunakan elektroda batang (Rod) dengan berbagai jenis pemasangannya
Pentanahan
peralatan adalah penghubungan bagian bagian peralatan listrik yang pada keadaan
normal tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara
bagian bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian bagian ini
dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi baik
kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan ini berguna
untuk memperoleh potensial yang merata dalam suatu bagian struktur dan
peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang rendah sebagai jalan balik arus
hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung singkat ke tanah dipaksakan mengalir
melalui tanah dengan tahanan yang tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan
yang besar dan berbahaya.
Dalam
analisis ini digunakan beberapa parameter yaitu kedalaman penanaman elektroda
pentanahan, panjang elektroda batang, jumlah elektroda batang (rod), ketebalan
lapisan tanah bagian pertama dan tahanan jenis tanah tiap lapisan dengan
menggunakan beberapa asumsi yaitu:
- ·
Lapisan-lapisan
tanah sejajar terhadap permukaan tanah
- ·
Tahanan
jenis tanah adalah konstan untuk setiap lapisan
- ·
Analisa
hanya dilakukan untuk elektroda rod
- ·
Panjang
rod (L) untuk semua kemungkinan pemasangan adalah sama (3.5 meter)
Pada
saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan menimbulkan
perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena adanya tahanan
tanah. Jika pada waktu gangguan itu terjadi seseorang berjalan di atas switch
yard sambil memegang atau menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan yang
terkena gangguan, maka akan ada arus mengalir melalui tubuh orang tersebut.
Arus listrik tersebut mengalir dari tangan ke kedua kaki dan terus ke tanah,
bila orang tersebut menyentuh suatu peralatan atau dari kaki yang satu ke kaki
yang lain, bila ia berjalan di switch yard tanpa menyentuh peralatan. Arus ini
yang membahayakan orang dan biasanya disebut arus kejut. Berat ringannya bahaya
yang dialami seseorang tergantung pada besarnya arus listrik yang melalui
tubuh, lamanya arus tersebut mengalir dan frekuensinya.
1. Arus Melalui Tubuh Manusia
Kemampuan
tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya terbatas dan
lamanya arus yang masih dapat ditahan sampai yang belum membahayakan sukar
ditetapkan. Berdasarkan hal ini maka batas - batas arus berdasarkan pengaruhnya
terhadap tubuh manusia dijelaskan berikut ini .
Bila
seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga nol dan
dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang tersebut
akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf sehingga akan terasa
suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak balik dan akan terasa
sedikit panas pada telapak tangan bila dengan arus searah (arus persepsi) Bila
tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat arus persepsi dinaikkan lagi maka
orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-otot akan kaku
sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan konduktor tersebut.
Apabila
arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot
dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai mati, hal ini
disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga jantung berhenti
bekerja dan peredaran darah tidak jalan.
Penelitian
yang telah dilakukan oleh Dalziel disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang
beratnya kurang dari 50 kg masih dapat menahan arus pada frekuensi 50 Hz atau
60 Hz yang mengalir melalui tubuhnya dan waktu yang ditentukan oleh persamaan
sebagai berikut :
(1)
(2)
Jika k=
(3)
Keterangan
:
Ik : besarnya
arus yang mengalir melalui tubuh (Ampere)
t : lamanya arus mengalir dalam tubuh atau lama ganguan tanah (detik)
K : konstanta empiris, sehubungan dengan adanya daya kejut yang dapat ditahan
oleh X % dari sekelompok manusia.
Untuk X=99.5 %, 50 kg diperoleh K= 0.0135, maka k = 0.116
Untuk X=99.5 %, 70 kg diperoleh K=0.01246 maka k = 0.157
Dengan
menggunakan persamaan (3) akan diperoleh besarnya arus yang masih dapat ditahan
seseorang sebagai berikut :
(4)
(5)
2. Tahanan Tubuh Manusia
Tahanan
tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm tergantung dari
tegangan, keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan (kontak) dan
jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai
tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi kulit yang menyentuh
konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak berarti
apa-apa. Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus. Berdasarkan hasil
penyelidikan oleh para ahli maka sebagai pendekatan diambil harga tahanan tubuh
manusia sebesar 1000 Ohm.
3. Karakteristik Tanah
Karakteristik
tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena mempunyai kaitan
erat dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang akan digunakan. Sesuai
dengan tujuan pentanahan bahwa arus gangguan harus secepatnya terdistribusi
secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang karakteristik tanah
sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah merupakan faktor
penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan. Pada kenyataannya
tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada komposisi tanahnya
dan faktor faktor lain.
Untuk
memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran secara
langsung pada lokasi pembangunan gardu induk karena struktur tanah yang
sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan. Pada suatu lokasi tertentu
sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan jenis yang
berbeda-beda (non uniform). Pada pemasangan sistem pentanahan dalam suatu
lokasi gardu induk, tidak jarang peralatan pentanahan tersebut ditanam pada dua
atau lebih lapisan tanah yang berbeda yang berarti bahwa tahanan jenis tanah di
tempat itu tidak sama. Apabila lapisan tanah pertama dari sistem pentanahan
mempunyai tahanan jenis sebesar r 1 sedangka lapisan bawahnya
dengan tahanan jenisnya adalah r 2, maka diperoleh faktor
refleksi K seperti pada persamaan :
(6)
Dari
persamaan (6) di atas memungkinkan faktor refleksi K berharga positif atau
negatif.
Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah antara lain:
Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya arus,
pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Pada sistem
pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam
sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat
besar. Kadangkala pada penanaman elektroda memungkinkan kelembaban dan
temperatur bervariasi, untuk hal seperti ini harga tahanan jenis tanah harus
diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.
Berdasarkan harga inilah dibuat suatu perencanaan pengetanahan.
Nilai
tahanan jenis tanah (r ) sangat tergantung pada tahanan tanah ( R ) dan jarak
antara elektroda-elektroda yang digunakan pada waktu pengukuran. Pengukuran
perlu dilakukan pada beberapa tempat yang berbeda guna memperoleh niai rata-ratanya.
Tahanan jenis rata-rata dari dua lapis tanah menurut IEEE standar 81 dimodelkan
sebagai berikut :
(7)
dimana
:
Rhoav : tahanan
jenis rata-rata dua lapis tanah (Ohm-m)
r1 : tahanan jenis tanah lapisan pertama (Ohm-m)
a : jarak antara elektroda (meter)
h : ketebalan lapisan tanah bagian pertama (meter)
K : koefesien refleksi
d : diameter elektroda (meter)
n : jumlah pengamatan (sampel) tiap lapisan tanah yang diamati
Perbedaan
tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai kedalaman beberapa
meter dari permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang lebih dalam secara
praktis akan konstan.
4. Konduktor Pentanahan
Konduktor
yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan antara
lain:
- Memiliki daya hantar jenis
(conductivity) yang cukup besar sehingga tidak akan memperbesar beda
potensial lokal yang berbahaya.
- Memiliki kekerasan (kekuatan)
secara mekanis pada tingkat yang tinggi terutama bila digunakan pada
daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik.
- Tahan terhadap peleburan dari
keburukan sambungan listrik, walaupun konduktor tersebut akan terkena
magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama.
- Tahan terhadap korosi.
Dari
persamaan kapasitas arus untuk elektroda tembaga yang dianjurkan oleh IEEE
Guide standar, Onderdonk menemukan suatu persamaan :
(8)
dimana
:
A : penampang konduktor
(circular mills)
I : arus gangguan (Ampere)
t : lama gangguan (detik)
Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0 C )
Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C )
Persamaan
di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang minimum dari
konduktor tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan.
5. Penentuan panjang elektroda pentanahan
Kebutuhan
akan konduktor pentanahan pada umumnya baru diperkirakan setelah diketahui tata
letak peralatan yang akan diketanahkan serta sistem pentanahan yang akan
digunakan. Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan panjang konduktor
pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh, bukan tegangan langkah dan
tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan langkah yang timbul di
dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya lebih kecil daripada
tegangan sentuh tersebut.
Pentanahan
peralatan gardu induk mula mula dilakukan dengan menanamkan batang konduktor
tegak lurus permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya dengan sistem
penanaman elektroda secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi (grid) dan
gabungan sistem grid dengan rod.
6. Penentuan Jumlah Batang Pengetanahan
Pada
saat arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dengan tanah,
tanah akan menjadi panas akibat i2r . Suhu tanah harus tetap di
bawah 100 0 C untuk menjaga jangan sampai terjadi penguapan air
kandungan dalam tanah dan kenaikan tahanan jenis tanah.
Kerapatan
arus yang diizinkan pada permukaan batang pentanahan dapat dihitung dengan
persamaan [13] :
(9)
dimana
:
i : kerapatan arus yang
diizinkan (Ampere/cm)
d : diameter batang pengetanahan (mm)
d : panas spesifik rata-rata tanah ( ± 1.75 x 106 watt-detik tiap m2
tiap 0C )
q : kenaikan suhu tanah yang diizinkan ( 0 C )
r : tahanan jenis tanah (Ohm-m)
t : lama waktu gangguan (detik)
Seluruh
panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian arus gangguan
ke tanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedang jumlah minimum batang
pentanahan yang diperlukan diperoleh dari pembagian panjang total dengan
panjang satu batang, atau dalam bentuk lain dituliskan sebagai berikut :
(10)
dimana
:
Nmin : jumlah
minimum batang pentanahan yang diperlukan
Ig : arus gangguan ke tanah (Ampere)
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)
Sumber: majalah elektro Indonesia, 1998
Penulis: Tadjuddin
Penulis adalah staf pengajar Teknik Elektro Politeknik Unhas Ujung
Pandang
Judul Asli Tulisan:
"ELEKTRODA BATANG MEREDUKSI NILAI TAHANAN PENTANAHAN"